Dari manakah datangnya luka dan air mata? Aku tak tahu.
Tapi
dari hidup aku belajar merasakannya.
Dan lama-lama aku pun terbiasa
menikmatinya.
Dari sanalah aku tahu bahwa luka yang paling pedih adalah
ketika kita tahu apa yang kita mau, tapi tak dapat meraihnya.
Tahukah kamu, justru kamulah luka itu bagiku?
Aku tahu aku
menginginkanmu. Sangat.
Tapi bertahun-tahun kemudian, terbukti bahwa sungguh
sulit untuk meraihmu.
Mendapatkan dirimu.
Kamu bayang-bayang yang selalu
terbang setiap kali tanganku tinggal sejengkal lagi menggapainya.
Kamu dekat;
tapi tak tersentuh.
Mungkin kamu tak pernah sadar betapa tersiksanya
malam-malamku menahan keinginan untuk tak menelponmu. Mengirim pesan pendek.
Dan
bagaimana aku susah-payah menepis pesonamu yang tiap hari kian menjeratku.
Kamu mungkin bahkan tak pernah paham, bagaimana hatiku
berdarah meski airmata tak keluar setiap kali mengingatmu.
Mengenangmu. Dengan mata
setengah terpejam.
Entah kenapa selalu ada ruang, jarak yang membuat kita sulit
untuk bertaut.
(Novel 28Hari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar